Rabu, 09 November 2022

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PEMBATIK) SUMBER AWAL MENGENAL TEKNOLOGI YANG LUAR BIASA

Pembelajaran berbasis TIK atau lebih dikenal dengan sebutan PembaTIK yang merupakan program pembinaan / pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemdikbudristek menjadi titik awal bagi saya sehingga dapat mengenal luasnya pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan khususnya mengenai media pembelajaran berbasis teknologi.

Kalau dibilang sumber utamanya adalah program pembatik itu benar sekali, meskipun pada tahun 2020 saya lebih dahulu mengenal Millealab sebagai media Virtual Reality tetapi sempat fakum dan tidak meningkatkan kemampuan di bidang itu. Hingga akhirnya di propinsi Lampung pada tahun 2021 saya mendapatkan info dari teman sejawat mengenai sebuah program pelatihan dari Pusdatin bernama PembaTIK dan saya tertarik untuk mengikutinya berkat antusias rekan-rekan yang beramai-ramai mengikuti Pembatik level 1.

Pada awalnya saya hanya ikut-ikutan saja, mengikuti dan menyelesaikan level 1 dengan mengerjakan tugas-tugas di LMS. Saya menganggap hal itu biasa karena saya berpengalaman mengikuti pelatihan di tahun 2019 melalui LMS yaitu pada program PPPTK. Namun setelah lulus level 1 tanpa remedial dan masuk ke level 2 saya baru memahami mengapa banyak guru yang berantusias untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan berharap menjadi seorang DRB sebutan bagi Duta Rumah Belajar di propinsi Lampung.

Pada saat itu, saya benar-benar awam dan tidak mengenal apa itu DRB ? apa istimewanya jadi DRB ? saya hanya mengikuti arus pembelajaran saja tanpa memiliki tujuan yang pasti. Hanya sekedar menambah teman baru dari berbagai propinsi dengan tetap menyelesaikan tugas level 2 layaknya teman-teman yang lain. Pada saat itu saya masih ingat bahwa tugas level 2 adalah membuat bahan ajar berupa video pembelajaran dengan ketentuan-ketentuan yang dimiliki sebagai syarat kelulusan level 2. Karena saya adalah content creator yang sudah terbiasa membuat video pembelajaran menggunakan kinemaster, saya tidak merasa ada yang istimewa dari pelatihan ini. Saya tetap mengikuti kegiatan dengan menganggap bahwa kegiatan ini sebagai pengisi waktu luang sembari mengajar daring saja.

Kemudian saya dinyatakan lulus level 2 tanpa remedial meski membuat video pembelajaran yang sederhana. Akhirnya saya masuk ke kelas level 3 tentang kreasi, saya mulai merasakan ada perbedaan yang saya dapatkan yaitu sebuah energi positif dimana banyak rekan-rekan yang mengaggap saya sebagai sumber informasi. Hal itu membangkitkan semangat saya untuk mendalami kemampuan yang saya miliki. Di tugas level 3 kreasi ternyata peserta diminta membuat sebuah media pembelajaran interaktif dengan Smart App Creator (SAC). Saya penasaran dengan aplikasi yang satu ini, saya berusaha mencari informasi awal dengan menonton youtube yang menjelaskan tentang bagaimana cara membuat sebuah media pembelajaran interaktif dengan SAC. Di video youtube tersebut saya merasa tertegun bahwa ternyata selama ini saya melewatkan sebuah aplikasi yang sangat bermanfaat dan keren sekali jika dikuasai sebagai media pembelajaran. Semakin saya pelajari semakin saya merasa tertantang untuk mencoba semua fitur yang ada pada aplikasi tersebut hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat sebuah tutorial tentang bagaimana cara membuat Media Pembelajaran Interaktif Sederhana dengan SAC.

Saya tidak berfikir bahwa video tutorial yang saya buat akan sangat dibutuhkan oleh banyak rekan-rekan di luar Lampung sehingga saya banyak dihubungi secara pribadi maupun melalui grup telegram tentang pembuatan Media Interaktif ini. Saya merasa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak dan membuat saya semakin tertarik menjadi sosok DRB Lampung selanjutnya dengan memberikan segala pengetahuan yang saya miliki. Meskipun baru pertama kali mengenal SAC, tetapi dengan kerja keras lantaran banyak yang bertanya dan menganggap saya sangat menguasai SAC, saya akhirnya bekerja keras mempelajari seluk beluk penggunaan SAC sehingga ketika ada rekan-rekan yang bertanya mengenai penggunaan SAC saya siap untuk menjawabnya secara jelas dan baik.

Banyak dukungan serta pujian yang tertuju kepada saya bahkan beberapa rekan dari Lampung mengatakan bahwa saya adalah DRB selanjutnya. Hal itulah yang menyebabkan saya menjadi lupa diri dan merasa bahwa apa yang saya kuasai dapat mengantarkan saya untuk maju ke level 4. Atas kepercayaan diri yang tinggi tersebut, saya tidak menunjukkan kemampuan saya yang sebenarnya dengan membuat media pembelajaran terbaik saya. Melainkan hanya membuat media yang hampir serupa dengan video tutorial yang saya buat. Akibatnya, pada pengumuman kelulusan level 4 saya mendapati bahwa nama saya tidak tercantum dalam 30 nama yang berhak mengikuti level 4 dari propinsi Lampung.

Sejenak saya merenung dan berfikir, apakah kemampuan dan kerja keras saya dalam membantu rekan-rekan yang kesulitan dalam menghadapi level 3 ini tidak terhitung sebuah nilai + (plus) untuk bisa membawa saya ke level 4?

Tentu malam itu saya menghabiskan waktu untuk berifkir keras karena tidak bisa tidur, sementara rekan-rekan yang lolos di level 4 banyak yang menanyakan apa yang harus dilakukan di level 4 ini? Mereka pun tidak menyangka jika saya tidak dapat melanjutkan perjuangan ke level selanjutnya. Beberapa guru dan rekan justru tidak percaya dengan yang terjadi. Mereka sangat menyayangkan bahwa saya terhenti di level 3 dan tidak dapat melanjutkan level-level selanjutnya.

Dihati kecil saya berkata bahwa apa yang sudah saya lakukan adalah sia-sia. Sisi egois saya mengatakan bahwa semua ini tidak adil. Saya sudah bekerja keras dan berbagi dengan sepenuh hati tetapi tidak mendapatkan yang saya inginkan. Kemudian saya teringat pada kata berbagi dengan sepenuh hati yang saya utarakan. Saya menyadari bahwasannya saya sudah memberikan yang terbaik untuk diri saya sendiri dan banyak orang. Saya sudah menjadikan diri saya lebih bermanfaat dibandingkan dengan keperluan pribadi saya. Begitu banyak ucapan terimakasih yang saya terima dengan beragam jenis guru dan karakter mereka masing-masing. Saya melupakan bahwa tujuan utama saya adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak bukan untuk bermanfaat bagi kepentingan pribadi saya.

Atas dasar itu, saya bersyukur bahwa saya gagal. Berkat kegagalan itu saya kembali menjadi sosok guru yang sebenarnya yaitu berbagi, berbagi, berbagi, dan terus berbagi dengan hati bukan karena pujian dan tujuan pribadi yang kemudian menjadi sebuah ambisi. 

Karena saya dianggap sebagai sosok yang ahli dalam bidang teknologi, tidak jarang beberapa guru tetap berkomunikasi secara lanjut meskipun saya sejujurnya tidak sehebat itu. Kemudian saya berfikir bahwa ketika kepercayaan orang lain sangat besar dan berharap besar terhadap jawaban dan solusi yang saya berikan akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari berbagai media / aplikasi teknologi untuk menunjang kemampuan saya. Dengan pemahaman dasar tentang SAC, saya mempeljari AS3, Ispring Suite dan aplikasi sejenisnya.
Saya menyadari ternyata dengan banyak menguasai aplikasi dan platform keren dapat menunjang pembelajaran di kelas lebih variatif selain untuk modal dalam berbagi kepada rekan-rekan lainnya.


Suatu waktu, saya kembali dihubungi rekan lama yang juga ikut Pembatik tahun 2021 untuk kembali menjadi Ambassador VR sebagai pendekar VR yaitu menjadi seorang trainer pelatihan tentang media pembelajaran Virtual Reality. Berkat ajakan itu, saya kembali mempelajari tentang dunia 3D VR. Lambat laun saya pun mengenal Assemblr sebagai media AR. Saya mengganggap bahwa Assemblr ini adalah sebuah media paling tepat dan menarik untuk di kembangkan dan kemudian diterapkan di kelas pada jenjang apapun. Level demi level saya lalui hingga komunitas ACE (Assemblr) ini menjadikan rumah kolaborasi hebat yang sangat ramah. Di dalamnya terdapat banyak guru-guru se-Indonesia yang inovatif kreatif dan memiliki prestasi diluar nalar. Tempatnya pada DRB berkumpul dan mayoritas adalah Sahabat Rumah Belajar (SRB) yang tentunya menjadi motivator-motivator hebat. 

Saya kemudian terbangkitkan untuk dapat mengikuti program pembatik kembali di tahun 2022 dengan berbekal pengalaman mengikuti program ini sampai level 3 di tahun 2021. Kali ini tujuan saya bukannya menjadi DRB, tetapi menjadi sosok seseorang yang dapat dengan mudah memberikan pengalaman serta pengetahuannya kepada siapapun yang membutuhkan. Berusaha menjadi diri sendiri dengan cara sendiri dalam berbagi. Sembari saya menyelesaikan program-program pembatik level 1 saya juga kemudian menjadi Google Certified Educator dalam program GMT yang juga diadakan oleh Refo Indonesia bekerjasama dengan Kemdikbudristek. Lebih lanjut saya juga lolos tahap demi tahap sehingga menjadi Pengajar Praktik angkatan 7 di kota Bandar Lampung. 

Sungguh menjadi sebuah pengalaman yang sangat luar biasa sehingga saya bisa menjadi dan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi saat ini berkat lecutan PembaTIK. 

Jadi buat kamu yang belum pernah ikut program PembaTIK ini, siapkan dirimu untuk bisa ikuti Program PembaTIK di tahun 2023. Jangan berfikir apa yang akan kamu dapatkan tetapi berfikirlah apa yang bisa kamu berikan. Dengan begitu, kita tidak lagi sebagai seeorang yang biasa tetapi menjadi sosok yang luar biasa berguna bagi pihak manapun dimulai dari hal-hal kecil hingga mengarah kepada hal-hal besar.

"Teknologi memang tidak akan pernah menggantikan Peran Guru.
Tetapi Guru yang tidak memanfaatkan teknologi akan tergantikan."


#noviyalpg
#pembatik2022
#drb2022
#dutateknologi2022
#rumahbelajar
#PMM

0 comments:

Posting Komentar