KISAH LEGENDA CURUP PUTRI MALU
Curup Putri Malu adalah salah satu curup atau air terjun yang ada di daerah kabupaten Way Kanan propinsi Lampung.
Berikut adalah kisah legenda nya :
Pada zaman dahulu, sebelum penjajah datang ke Nusantara,
ada wilayah kerajaan di Bukit Menanga Siamang. Kerajaan ini dipimpin oleh
seorang raja perkasa dan bijaksana bernama Raja Juku Batu. Karajaan ini berada
di dataran tinggi, sehingga pemandangan wilayah kerajaan menjadi sangat indah
dan menawan hati.
Tidak hanya memiliki kemolekan panorama alam, selama puluhan tahun hingga tahta
kerajaan dipimpin oleh Raja Juku Batu, kehidupan rakyat di Kerajaan Menanga
Siamang makmur dan damai. Masyarakatnya hidup rukun dalam harmoni. Hasil
pertanian pun berlimpah sehingga cukup untuk membawa kemakmuran rakyat dan
pemerintah. Ditambah dengan sikap raja yang bijaksana dan adil terhadap
rakyatnya, sehingga rakyat semakin Makmur dan kerajaan pun Berjaya.
Raja Juku Batu memiliki seorang putri yang berparas cantik dan berhati mulia.
Sang putri bernama Putri Wuni. Putri Wuni adalah satu-satunya putri biologis
Raja Juku Batu, sehingga seluruh perhatian dan kasih sayang raja
dicurahkan kepadanya.
Sebagai salah satu bentuk kasih sayangnya, Raja Juku Batu menghadiahkan taman yang indah di belakang kerajaan kepada Putri Wuni. Di tengah taman itu ada air terjun yang cukup tinggi dan sangat jernih, sehingga dasar taman pun terlihat jelas. Dihiasi dengan batu-batu yang tertata rapi pada dasar taman, sebagai tempat duduk Putri Wuni ketika mandi dan bermain di taman. Beraneka warna bunga pun ditanam pada tepian taman, sehingga menambah kecantikan taman tersebut. Raja Juku Batu pun menghiasi bagian bawah lubang dengan bebatuan indah yang sengaja didatangkan dari berbagai daerah kerajaan tetangga. Tak lupa, Raja juga menyebarkan berbagai jenis ikan di dalamnya.
Akan tetapi, tak lama kemudian Putri Wuni jatuh sakit.
Pada awalnya hanya pusing dan mual tetapi seiring waktu rasa sakitnya semakin
parah. Kondisi ini membuat Putri Wuni sangatlah tersiksa. Menyaksikan putri
tercintanya jatuh sakit, Sang Raja pun menjadi sangat sedih. Untuk beberapa
waktu, para tabib kerajaan tidak dapat menyembuhkannya.
Raja Juku Batu pun berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan penyakit Sang
Putri. Sudah puluhan tabib dari berbagai kerajaan mencoba untuk mengobati
penyakit Putri Wuni. Akan tetapi, kesehatannya belum pulih juga. Bahkan,
semakin parah kondisinya. Sampai akhirnya, tepat pada malam bulan purnama yang
indah, Putri Wuni pun pergi untuk
selama-lamanya.
Raja Juku Batu akhirnya memutuskan untuk menguburkan putri kesayangannya itu di taman Putri Wuni yang berada di belakang istana. Hal ini sebagai bentuk terakhir dari wujud kasih sayang Sang Raja kepada Putri Wuni. Kini, air terjun tersebut dikenal oleh masyarakat Kecamatan Banjit, Way Kanan Provinsi Lampung dengan nama air terjun “Curup Putri Malu”. Konon ceritanya, setiap malam bulan purnama Sang Putri akan muncul. Bagi pemuda yang bersih hatinya dan berbakti kepada orang tua, makai a akan dapat melihat Putri Wuni menampakkan diri. Di sisi lain, bagi seorang pemuda yang kotor di dalam hatinya, Putri Wuni tidak akan mau menampakkan dirinya.
Link legenda curup putri malu dapat dinikmati langsung pada :