Sumber : fotobgplampung
Hari Guru Nasional pada tahun 2023 sedikit berbeda dimana pada tahun ini Kemendikbudristek melalui BGP/BBGP sleuruh Indonesia melaksanakan selesksi untuk mendapatkan guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas, tenaga laboran, tenaga perpustakaan terbaik dari masing-masing provinsi untuk di bawa ke kancah Nasional.
BGP dalam hal ini BGP Lampung memaksimalkan dengan baik event ini dengan banyak melaksanakan sosialisasi-sosialisasi di berbagai kab. / kota di Lampung agar GTK banyak yang ikut dalam ajang apresiasi ini.
Pada akhirnya, BGP Lampung berhasil mendapatkan guru-guru dan berbagai elemen yang kemudian akan di seleksi wawancara. Seleksi wawancara ini dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap 1 dengan peserta :
sedangkan tahap 2 dengan peserta :
Pada jenjang SMP, saya berusaha untuk memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk ikut berpartisipasi tahun ini yaitu dengan mengunggah praktik baik yang saya lakukan di sekolah (SMPN 42 Bandar Lampung). Alhamdulillah bisa berhasil memasuki 10 besar kategori SMP adalha sebuah anugerah yang sangat istimewa di tahun ini.
Berikut adalah video apresiasi yang saya submit dalma apresiasi ini : Video Klik Disini
Praktik baik ini saya
ikut sertakan dalam kegiatan
APRESIASI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2023 kategori GTK Inovatif dengan
judul “Pembelajaran Interaktif Terdiferensiasi berbasis Digital”. Judul ini berkaitan
dengan rendahnya motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga diharapkan dengan
penggunaan digital yang bermakna akan memberikan dampak terhadap pembelajaran
siswa di kelas. Berikut penjelasan secara rinci saya lakukan
dalam pembelajaran matematika membuat
jaring-jaring bangun ruang.
1.
Situasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai
dengan kesiapan belajar, minat, dan gaya belajarnya.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, setiap peserta
didik difasilitasi untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada
produk pembelajaran, tetapi juga fokus pada
proses dan konten/materi. Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran. Sebagai
contoh, yang sudah saya lakukan saat ini. Yaitu pembelajaran berdiferensiasi pada materi jaring-jaring bangun ruang.
Praktik baik saya ini berawal dari kekhawatiran saya tentang kurangnya
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, justru mereka lebih
senang dalam mengoperasikan gadget mereka dalam hal bermain dan bukan untuk
belajar. Sehubungan dengan hal itu, untuk menjawab tantangan pada era digital
saat ini. Guru hendaknya dapat memanfaatkan sebaik-baiknya teknologi yang ada
khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran agar dapat diintegrasikan ke dalam
kelas.
Pada dasarnya
jika guru hanya memanfaatkan buku saja pada satu sumber belajanya akan
menciptakan pembelajaran yang kemudian hanya berpusat pada guru serta tidak
terjadi pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum merdeka saat ini. Dimana pembelajaran sesuai
dengan filosofi Ki Hajar Dewantara mengharuskan berpusat pada siswa. Metode
pembelajaran menggunakan metode ceramah sudah tidak lagi relevan pada saat ini.
Apalagi jika guru hanya sekedar memberikan lembar kerja sebagai tugas kepada
siswa saja pasti menjadikan pembelajaran di kelas menjadi monoton. Pada
kenyataannya dengan perkembangan digital saat ini, pembelajaran dapat dikemas
dengan lebih baik dengan memaksimalkan teknologi yang ada khususnya dalam pembelajaran
matematika.
Praktik baik
pembelajaran berdiferensiasi ini sangat penting untuk dibagikan karena sebagian besar guru mengalami permasalahan
yang sama seperti yang saya hadapi saat ini khususnya di mata pelajaran matematika. Praktik
pembelajaran ini pun dapat memotivasi saya sendiri untuk mendesain pembelajaran matematika yang kreatif
dan inovatif. Selain itu,
praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi guru-guru
lain dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran menulis
pantun, dan lain-lain.
Adapun peran
dan tanggung jawab saya dalam praktik baik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang bertanggung jawab dalam
mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang
dan menyenangkan. Yakni, dengan menggunakan model, strategi,
metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif
dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada materi jaring-jaring
bangun ruang.
2.
Tantangan
Berdasarkan
penyebab dari permasalahan di atas, tantangan yang saya hadapi dalam praktik baik pembelajaran ini adalah
penggunaan media pembelajaran yang inovatif,
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi
pelajaran matematika. Sehingga
mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
matematika. Selin itu mudahnya siswa dalam mengakses segala hal menggunakan
gadget menjadikan penggunaanyang mengarah kepada hal-hal negatif jika tidak di
arahkan kepada pemanfaatan yang bermakna. Kolaborasi dari semua guru juga
sangatlah penting. Terutama orang tua yang harus mampu memantau setiap saat
penggunaan anaknya. Kemudian, saya pun harus menggunakan strategi/model/pendekatan, dan metode pembelajaran
yang tepat dan variatif sehingga penggunaan gadget menjadi lebih bermakna
khususnya dalam pemanfaatan pembelajaran.
3.
Aksi
Langkah awal
yang saya lakukan adalah melaksanakan assessment diagnostik, yakni melakukan
survey untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik tentang bangun ruang. Berdasarkan survey tersebut,
saya memperoleh informasi bahwa sebagian besar
peserta didik belum mengetahui dengan baik tentang jaring-jaring sebuah bangun
ruang. Selain itu, saya pun melakukan survey
untuk mengetahui gaya belajar peserta didik. Ternyata, peserta didik kelas 8.2 SMPN 42 Bandar Lampung memiliki 4 gaya
belajar yang berbeda. Oleh sebab itu, peserta didik saya kelompokkan berdasarkan gaya belajar mereka masing-masing. Kelompok 1 terdiri
dari 15 % peserta didik
dengan gaya belajar
audio. Kelompok 2 dan 3
terdiri dari 35% peserta didik dengan gaya belajar
visual. Kelompok 4 dan 5 terdiri dari 40% peserta
didik dengan gaya belajar audio visual. Sedangkan kelompok 6 terdiri dari 10% peserta didik dengan gaya belajar kinestetik.
Berdasarkan assesment
diagnostik tersebut, peserta
didik saya bagi menjadi 6 kelompok. Dengan
jumlah anggota yang berbeda sesuai
dengan kemampuan dan tipe belajarnya masing-masing.
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peserta
didik selalu saya sapa dengan ramah dan penuh perhatian. Lalu saya ajak
untuk berdoa bersama dengan meminta
salah satu di antara peserta
didik untuk memimpin doa. Kemudian menanyakan kabar
peserta didik dan minggu lalu tidak hadir untuk memastikan kehadirannya. Hal
ini membuat peserta didik merasa nyaman selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dengan
motivasi belajar dan kesiapan belajar peserta didik yang sudah maksimal maka kegiatan pendahuluan pembelajaran baru
saya mulai. Saya awali dengan beberapa
pertanyaan pemantik yang menghubungkan materi
pembelajaran lalu dengan materi pembelajaran tentang jaring-jaring
bangun ruang yang akan dibahas. Peserta
didik merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut
dengan antusias.
Selanjutnya,
saya sampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya dengan jelas.
Tahap
kegiatan berikutnya adalah saya menjelaskan materi tentang jaring-jaring limas
dan prisma dengan cara memberikan contoh dalam pemanfaatan platform Mathigon
yang sudah biasa digunakan di kelas. Setelah siswa menyimak cara penggunaan
mathigon dalam membuat jaring-jaring prisma maupun limas, peserta didik berkolaborasi
dalam kelompoknya, yakni kerja kelompok dengan rekan
sejawatnya membahas materi masing-masing yaitu kelompok 1, 3, dan 5 membahas
tentang semua jaring-jaring prisma. Sedangkan kelompok 2, 4, dan 6 membahas
tentang semua jaring-jaring limas.
Semua siswa
berperan aktif dalam kelompoknya dan untuk mengksplore dengan cara try and error tentang masing-masing
jaring-jaring bangun ruang limas ataupun prisma. Setelahnya, siswa diminta
untuk berwisata digital dengan cara setiap kelompok diwakili oleh ketua
kelompoknya tetap berada di kelompok awal sebagai orang yang akan menjelaskan
segala hal pertanyaan-pertanyaan dari kelompok lain (kelompok tamu). Sedangkan
anggota lainnya berkeliling berwisata ke kelompok lainnya untuk mendapatkan
informasi lain tentang jaring-jaring bangun ruang limas / prisma. Kegiatan ini
diharapkan menjadi salah satu ajang bagi siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya serta melatih publik
speaking nya dalam menjelaskan materi ke teman sejawat.
Setelah
selesai berkeliling, setiap anggota diminta untuk kembali ke kelompok asalnya.
Kemudian untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa terkait materi yang
disampaikan, maka siswa diajak belajar sembari bermain dengan memanfaatkan
platform digital lainnya yaitu quizizz. Siswa di dalam kelompoknya bekerjasama
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan sistem ranking untuk
menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan. Setiap kelompok yang menjawab
benar dengan waktu yang singkat akan mendapatkan poin yang tinggi hingga
akhirnya di akhir pertanyaan akan terlihat kelompok mana yang paling menguasai
materi dibuktikan dengan nilai tertinggi pada platform quizizz tersebut.
Karna
penilaian tersebut hanya bersifat kelompok, siswa kemudian diminta mengerjakan
LKPD interaktif secara digital dengan memanfaatkan platform Live Worksheet
untuk dikerjakan secara individu, meski pada awalnya siswa diminta mencoba
terlebih dahulu dikelompoknya agar nantinya saat mengerjakan asesmen yang
sebenernarnya tidak mengalami kendala.
Pada kegiatan
akhir pembelajaran, yaitu tahap simpulan,
saya mengajak peserta
didik bertanya jawab dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama. Sebagai refleksi dan umpan balik dari peserta didik, saya memberikan
pertanyaan pemantik tentang
proses kegiatan pembelajaran. Apa yang dirasakan
selama mengikuti kegiatan
pembelajaran jaring-jaring
limas / prisma dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum
mengakhiri kegiatan, saya menyampaikan materi berikutnya pada pertemuan
selanjutnya yaitu masih mengenai pembahasan jaring-jaring bangun ruang yaitu
tabung dan kerucut.
4.
Refleksi hasil dan dampak
Dampak dari
aksi dan langkah-langkah yang telah saya lakukan dalam praktik baik pembelajaran berdiferensiasi berbasis
digital ini adalah hasil yang dirasakan sangat
positif. Hal ini dapat dilihat
dari:
a.
Penggunaan
media digital mathigon, quizizz, dan live worksheet sangat membantu untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik pada materi jaring-jaring bangun ruang. Sehingga selain
meningkatkan keaktifan juga mampu meningkatkan
motivasi peserta didik dalam
proses pembelajaran.
b.
Pilihan strategi
pembelajaran berdiferensiasi dan metode STAR ini sangat
membantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dibuktikan dengan hasil peserta didik dalam memahami
bahkan membuat bangun ruang limas dan prisma berdasarkan jaring-jaringnya.
c.
Sebagian besar respon peserta
didik terhadap kegiatan
pembelajaran berdiferensiasi berbasis digital ini adalah sangat senang jika pembelajaran menggunakan media digital
berupa mathigon, khususnya quizizz.
Faktor
keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan
media dan model pembelajaran yang inovatif yang dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat.
Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran telah saya laksanakan,
dapat diambil pelajaran bahwa guru
harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga
dapat mengaktifkan peserta
didik dalam pembelajaran yang nantinya
berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.
Sebagai umpan balik, peserta
didik pun memberikan testimoni tentang pembelajaran berdiferensiasi yang telah diikutinya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswa SMPN 42 Bandar Lampung pun memberikan pernyataan bahwa pembelajaran berdiferensiasi itu sangat menarik
dan memberikan keleluasaan bagi peserta didik dalam pembelajaran serta dampaknya sangat
positif yaitu menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan serta meminimalisir
penggunaan gadget yang tidak tepat sasaran. Melalui
kegiatan pembelajaran berdiferensiasi, kualitas pembelajaran akan semakin meningkat. Sehingga pembelajaran
akan semakin menarik dan bermakna bagi peserta
didik. Pemanfaatan Teknologi yang
tepat dalam pembelajaran matematika akan memberikan makna yang besar sehingga
menjadikan pengetahuan serta wawasan siswa lebih luas. Siswa dapat belajar
dimana saja dengan gadgetnya.
Demikian praktik
baik yang sudah saya lakukan,
semoga bermanfaat dan menginspirasi guru-guru
hebat di mana pun berada.