Minggu, 05 November 2023

APRESIASI GTK INOVATIF TAHUN 2023 PROVINSI LAMPUNG

    Sumber : fotobgplampung

Hari Guru Nasional pada tahun 2023 sedikit berbeda dimana pada tahun ini Kemendikbudristek melalui BGP/BBGP sleuruh Indonesia melaksanakan selesksi untuk mendapatkan guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas, tenaga laboran, tenaga perpustakaan terbaik dari masing-masing provinsi untuk di bawa ke kancah Nasional.

BGP dalam hal ini BGP Lampung memaksimalkan dengan baik event ini dengan banyak melaksanakan sosialisasi-sosialisasi di berbagai kab. / kota di Lampung agar GTK banyak yang ikut dalam ajang apresiasi ini.

Pada akhirnya, BGP Lampung berhasil mendapatkan guru-guru dan berbagai elemen yang kemudian akan di seleksi wawancara. Seleksi wawancara ini dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap 1 dengan peserta : 
sedangkan tahap 2 dengan peserta :

Pada jenjang SMP, saya berusaha untuk memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk ikut berpartisipasi tahun ini yaitu dengan mengunggah praktik baik yang saya lakukan di sekolah (SMPN 42 Bandar Lampung). Alhamdulillah bisa berhasil memasuki 10 besar kategori SMP adalha sebuah anugerah yang sangat istimewa di tahun ini.

Berikut adalah video apresiasi yang saya submit dalma apresiasi ini : Video Klik Disini

Praktik baik ini saya ikut sertakan dalam kegiatan APRESIASI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2023 kategori GTK Inovatif dengan judul “Pembelajaran Interaktif Terdiferensiasi berbasis Digital”. Judul ini berkaitan dengan rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika, sehingga diharapkan dengan penggunaan digital yang bermakna akan memberikan dampak terhadap pembelajaran siswa di kelas. Berikut penjelasan secara rinci saya lakukan dalam pembelajaran matematika membuat jaring-jaring bangun ruang.

 

1.      Situasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan gaya belajarnya. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, setiap peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran. Sebagai contoh, yang sudah saya lakukan saat ini. Yaitu pembelajaran berdiferensiasi pada materi jaring-jaring bangun ruang.


Praktik baik saya ini berawal dari kekhawatiran saya tentang kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika, justru mereka lebih senang dalam mengoperasikan gadget mereka dalam hal bermain dan bukan untuk belajar. Sehubungan dengan hal itu, untuk menjawab tantangan pada era digital saat ini. Guru hendaknya dapat memanfaatkan sebaik-baiknya teknologi yang ada khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran agar dapat diintegrasikan ke dalam kelas.

 

Pada dasarnya jika guru hanya memanfaatkan buku saja pada satu sumber belajanya akan menciptakan pembelajaran yang kemudian hanya berpusat pada guru serta tidak terjadi pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum  merdeka saat ini. Dimana pembelajaran sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara mengharuskan berpusat pada siswa. Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah sudah tidak lagi relevan pada saat ini. Apalagi jika guru hanya sekedar memberikan lembar kerja sebagai tugas kepada siswa saja pasti menjadikan pembelajaran di kelas menjadi monoton. Pada kenyataannya dengan perkembangan digital saat ini, pembelajaran dapat dikemas dengan lebih baik dengan memaksimalkan teknologi yang ada khususnya dalam pembelajaran matematika.

 

Praktik baik pembelajaran berdiferensiasi ini sangat penting untuk dibagikan karena sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama seperti yang saya hadapi saat ini khususnya di mata pelajaran matematika. Praktik pembelajaran ini pun dapat memotivasi saya sendiri untuk mendesain pembelajaran matematika yang kreatif dan inovatif. Selain itu, praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi guru-guru lain dalam mengatasi permasalahan pembelajaran menulis pantun, dan lain-lain.

 

Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik baik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan. Yakni, dengan menggunakan model, strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi jaring-jaring bangun ruang.

 

 

 

2.         Tantangan

Berdasarkan penyebab dari permasalahan di atas, tantangan yang saya hadapi dalam praktik baik pembelajaran ini adalah penggunaan media pembelajaran yang inovatif, sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran matematika. Sehingga mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran matematika. Selin itu mudahnya siswa dalam mengakses segala hal menggunakan gadget menjadikan penggunaanyang mengarah kepada hal-hal negatif jika tidak di arahkan kepada pemanfaatan yang bermakna. Kolaborasi dari semua guru juga sangatlah penting. Terutama orang tua yang harus mampu memantau setiap saat penggunaan anaknya. Kemudian, saya pun harus menggunakan strategi/model/pendekatan, dan metode pembelajaran yang tepat dan variatif sehingga penggunaan gadget menjadi lebih bermakna khususnya dalam pemanfaatan pembelajaran.

 

3.      Aksi

Langkah awal yang saya lakukan adalah melaksanakan assessment diagnostik, yakni melakukan survey untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tentang bangun ruang. Berdasarkan survey tersebut, saya memperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik belum mengetahui dengan baik tentang jaring-jaring sebuah bangun ruang. Selain itu, saya pun melakukan survey untuk mengetahui gaya belajar peserta didik. Ternyata, peserta didik kelas 8.2 SMPN 42 Bandar Lampung memiliki 4 gaya belajar yang berbeda. Oleh sebab itu, peserta didik saya kelompokkan berdasarkan gaya belajar mereka masing-masing. Kelompok 1 terdiri dari 15 % peserta didik dengan gaya belajar audio. Kelompok 2 dan 3 terdiri dari 35% peserta didik dengan gaya belajar visual. Kelompok 4 dan 5 terdiri dari 40% peserta didik dengan gaya belajar audio visual. Sedangkan kelompok 6 terdiri dari 10% peserta didik dengan gaya belajar kinestetik.

 

Berdasarkan assesment diagnostik tersebut, peserta didik saya bagi menjadi 6 kelompok. Dengan jumlah anggota yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan tipe belajarnya masing-masing. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, peserta didik selalu saya sapa dengan ramah dan penuh perhatian. Lalu saya ajak untuk berdoa bersama dengan meminta salah satu di antara peserta didik untuk memimpin doa. Kemudian menanyakan kabar peserta didik dan minggu lalu tidak hadir untuk memastikan kehadirannya. Hal ini membuat peserta didik merasa nyaman selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

 

Dengan motivasi belajar dan kesiapan belajar peserta didik yang sudah maksimal maka kegiatan pendahuluan pembelajaran baru saya mulai. Saya awali dengan beberapa pertanyaan pemantik yang menghubungkan materi pembelajaran lalu dengan materi pembelajaran tentang jaring-jaring bangun ruang yang akan dibahas. Peserta didik merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan antusias.


 

Selanjutnya, saya sampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya dengan jelas.

 

Tahap kegiatan berikutnya adalah saya menjelaskan materi tentang jaring-jaring limas dan prisma dengan cara memberikan contoh dalam pemanfaatan platform Mathigon yang sudah biasa digunakan di kelas. Setelah siswa menyimak cara penggunaan mathigon dalam membuat jaring-jaring prisma maupun limas, peserta didik berkolaborasi dalam kelompoknya, yakni kerja kelompok dengan rekan sejawatnya membahas materi masing-masing yaitu kelompok 1, 3, dan 5 membahas tentang semua jaring-jaring prisma. Sedangkan kelompok 2, 4, dan 6 membahas tentang semua jaring-jaring limas.

 

Semua siswa berperan aktif dalam kelompoknya dan untuk mengksplore dengan cara try and error tentang masing-masing jaring-jaring bangun ruang limas ataupun prisma. Setelahnya, siswa diminta untuk berwisata digital dengan cara setiap kelompok diwakili oleh ketua kelompoknya tetap berada di kelompok awal sebagai orang yang akan menjelaskan segala hal pertanyaan-pertanyaan dari kelompok lain (kelompok tamu). Sedangkan anggota lainnya berkeliling berwisata ke kelompok lainnya untuk mendapatkan informasi lain tentang jaring-jaring bangun ruang limas / prisma. Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu ajang bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya serta melatih publik speaking nya dalam menjelaskan materi ke teman sejawat.

 

Setelah selesai berkeliling, setiap anggota diminta untuk kembali ke kelompok asalnya. Kemudian untuk menguji kemampuan dan pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan, maka siswa diajak belajar sembari bermain dengan memanfaatkan platform digital lainnya yaitu quizizz. Siswa di dalam kelompoknya bekerjasama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan sistem ranking untuk menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan. Setiap kelompok yang menjawab benar dengan waktu yang singkat akan mendapatkan poin yang tinggi hingga akhirnya di akhir pertanyaan akan terlihat kelompok mana yang paling menguasai materi dibuktikan dengan nilai tertinggi pada platform quizizz tersebut.

 

Karna penilaian tersebut hanya bersifat kelompok, siswa kemudian diminta mengerjakan LKPD interaktif secara digital dengan memanfaatkan platform Live Worksheet untuk dikerjakan secara individu, meski pada awalnya siswa diminta mencoba terlebih dahulu dikelompoknya agar nantinya saat mengerjakan asesmen yang sebenernarnya tidak mengalami kendala.

 

Pada kegiatan akhir pembelajaran, yaitu tahap simpulan, saya mengajak peserta didik bertanya jawab dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama. Sebagai refleksi dan umpan balik dari peserta didik, saya memberikan pertanyaan pemantik tentang proses kegiatan pembelajaran. Apa yang dirasakan selama mengikuti kegiatan pembelajaran jaring-jaring limas / prisma dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum mengakhiri kegiatan, saya menyampaikan materi berikutnya pada pertemuan selanjutnya yaitu masih mengenai pembahasan jaring-jaring bangun ruang yaitu tabung dan kerucut.

 

 

 

4.         Refleksi hasil dan dampak

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah saya lakukan dalam praktik baik pembelajaran berdiferensiasi berbasis digital ini adalah hasil yang dirasakan sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari:

a.      Penggunaan media digital mathigon, quizizz, dan live worksheet sangat membantu untuk meningkatkan keaktifan peserta didik pada materi jaring-jaring bangun ruang. Sehingga selain meningkatkan keaktifan juga mampu meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

b.      Pilihan strategi pembelajaran berdiferensiasi dan metode STAR ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dibuktikan dengan hasil peserta didik dalam memahami bahkan membuat bangun ruang limas dan prisma berdasarkan jaring-jaringnya.

c.       Sebagian besar respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran berdiferensiasi berbasis digital ini adalah sangat senang jika pembelajaran menggunakan media digital berupa mathigon, khususnya quizizz.

 

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang inovatif yang dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat. Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran telah saya laksanakan, dapat diambil pelajaran bahwa guru harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

 

Sebagai umpan balik, peserta didik pun memberikan testimoni tentang pembelajaran berdiferensiasi yang telah diikutinya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswa SMPN 42 Bandar Lampung pun memberikan pernyataan bahwa pembelajaran berdiferensiasi itu sangat menarik dan memberikan keleluasaan bagi peserta didik dalam pembelajaran serta dampaknya sangat positif yaitu menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan serta meminimalisir penggunaan gadget yang tidak tepat sasaran. Melalui kegiatan pembelajaran berdiferensiasi, kualitas pembelajaran akan semakin meningkat. Sehingga pembelajaran akan semakin menarik dan bermakna bagi peserta didik. Pemanfaatan Teknologi  yang tepat dalam pembelajaran matematika akan memberikan makna yang besar sehingga menjadikan pengetahuan serta wawasan siswa lebih luas. Siswa dapat belajar dimana saja dengan gadgetnya.

 

Demikian praktik baik yang sudah saya lakukan, semoga bermanfaat dan menginspirasi guru-guru hebat di mana pun berada.


0 comments:

Posting Komentar